AHLAN
WA SAHLAN YAA RAMADHAN
Oleh Al- Ayubi
AHLAN
WA SAHLAN YAA RAMADHAN…
Selamat datang wahai Ramadhan… Itulah yang sering kali diucapkan oleh kaum Muslimin di penjuru
dunia saat menjelang bulan Ramadhan tiba.
Ahlan wa sahlan yaa
Ramadhan
adalah sebuah ungkapan yang sangat dalam maknanya. Ungkapan yang mencerminkan
penghormatan luar biasa bagaikan menyambut kedatangan tamu yang amat sangat
mulia. Memang demikianlah halnya. Ramadhan dengan segala aktivitasnya adalah
momentum terbaik mengikuti
Training Manajemen Syahwat bagi orang-orang beriman.
Ramadhan adalah bulan kemenangan hamba mukmin jika dia berhasil memperoleh
kasih sayang, ampunan dan jaminan keselamatan dari neraka dari Allah Rabbul
‘Alamin.
Ramadhan
adalah bulan berinteraksi dengan Al-qur’an secara intensif dan maksimal dimulai
dari membacanya, memahaminya, mengamalkannya, menghafalnya dan menyebarluaskan
ajarannya. Perlu kita renungkan dan camkan beberapa keistimewaan Ramadhan
seperti yang dijelaskan Allah dan Rasul Muhammad Saw berikut :
- Ramadhan adalah waktu termahal dalam hidup kita yang datang setiap tahun tanpa diundang. Di dalamnya terdapat satu malam lebih baik dari 1.000 bulan. Malam itu dinamakan Allah dengan Lailatul Qadr (Q.S.Al-Qadr : 1- 5). Waktunya adalah pada 10 hari terakhir Ramadhan, seperti yang diisyaratkan Rasul Saw dalam beberpa haditsnya.
- Ramadhan dengan segala aktivitasnya, khususnya shaum (puasa) adalah kesempatan emas untuk mengikuti Training Manajemen Syahwat dan disiplin tinggi dalam hidup melalui berbagai ibadah yang kita lakukan baik di siang hari maupun di malam hari. Dalam hadits riwayat imam Bukhari dijelaskan, Rasulullah bersabada : Shaum adalah perisai. Jika salah seorang di antara kamu sedang shaum, maka janganlah berkata kotor dan berprilaku buruk. Jika ada orang yang memancingmu untuk keributan atau mencacimu maka katakanlah : Saya ini sedang puasa, dua kali. Demi Dzat yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, bahwa bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari wangi kasturi. Dia telah meninggalkan makan, minum dan syahwatnya demi Aku (Allah). Shaum itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, dan satu kebaikan akan dibalas menjadi sepuluh kali lipat. (H.R. Imam Bukhari)
- Ramadhan adalah bulan bertabur rahmah dan berkah. Ramadhan momentum terbaik untuk taqarrub ilallah (mendekatkan diri pada Allah), kembali ke jalan Allah dan bertaubat atas segala dosa, kesalahan dan kelemahan. Karena di bulan ini pintu syurga Allah buka selebar-lebarnya, pintu neraka Dia tutup serapat-rapatnya dan setan-setan dibelenggu-Nya. (H.R Imam Baihaqi, Ahmad dan Nasa’i). Oleh sebab itu, berbuat kebaikan dan ketaatan di bulan Ramadhan terasa lebih mudah dibanding dengan bulan-bulan lain.
- Ramadhan dengan segala aktivitasnya adalah momentum termahal untuk meraih kesehatan ruhiyyah (spiritual), sulukiyah (prilaku) dan juga kesehatan jasadiyah (fisik). Telah banyak dilakukan penelitian oleh para pakar tentang pengaruh shaum terhadap kesehatan bagi yang melakukannya. Di antaranya seperti yang dikatakan oleh Dr. Abdul Jawad As-Shawi, pakar ilmu kesehatan pada Lembaga Pengkajian Scientific dalam Al-Qur’an dan Assunnah yang berkantor pusat di Makkah, bahwa manfaat shaum di bulan Ramadhan bukan hanya bagi yang melakukannya saat berada di negerinya (muqim), tapi juga termasuk yang musafir, orang tua yang berat baginya berpuasa. Inilah rahasia mukjizat Al-Qur’an yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 184 di mana Allah mencantumkan “ Dan jika kamu shaum adalah khair (lebih baik) bagimu. Kata Khair dalam bahasa Arab adalah superlative degree (isim tafdhil) mencakup kebaikan kesehatan jiwa dan kebahagian di dunia dan akhirat. Sebab itu, Allah tutup ayat tersebut dengan “ Jika kamu mengetahuinya”.
- Orang-orang yang shaum akan memperoleh dua kegembiraan. Pertama, di dunia yakni saat berbuka dan kedua di akhirat, yakni saat ia bertemu Allah di syurga. (HR. Muslim)
- Shaum itu akan memberi syafa’at (rekomendasi kuat) di akhirat bagi yang melakukannya. Dari Abdullah Bin Umar ra. bahwa Nabi Saw berkata : Shaum dan Al-Qur’an memberi syafa’at bagi hamba (yang melakukan dan membacanya) pada hari kiamat nanti.
Shaum berkata: “Ya
Robb… Saya larang dia dari makanan dan syahwat di siang hari, maka berilah dia
syafa’at.
Lalu Al-Qur’an berkata: “Saya larang dia tidur di malam hari, maka
berilah dia. Maka keduanya (Shaum dan Al-Qur’an) diizinkan Allah menjadi
syafa’at baginya”. (HR. Ahmad
Tidak ada komentar:
Write Komentar