Garut News ( Senin, 13/04 – 2015 ).
Pada era informasi sejak 1971 hingga sekarang, antara lain ditandai adanya E-mail (1971), Ponsel cerdas (1993), Kloning mamalia (1996), serta Voyager 1 (2013).
Namun dari sekitar 24.887 peserta UN di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tahun pelajaran 2014-2015 ini, terdiri 11.927 perempuan serta 12.960 peserta laki-laki.
Hanya terdapat 720 peserta di antaranya yang berbasiskan informatika atawa teknologi informasi. Sedangkan 24.167 peserta UN lainnya proses pengerjaan soalnya melalui lembar tertulis, maupun manual.
Penyelenggaraan UN secara online tersebut, dilaksanakan dua satuan pendidikan masing-masing SMAN 1 Garut dengan 410 peserta terdiri 151 laki-laki dan 259 perempuan. Serta SMKN 3 Garut dengan 310 peserta terdiri 68 laki-laki dan 242 perempuan.
Fenomena tersebut, menurut Kepala Dinas Pendidikan kabupaten setempat, H. Mahmud terbilang hebat dan membanggakan katanya.
Lantaran di seluruh Provinsi Jawa Barat pun, hanya terdapat enam satuan pendidikan yang bisa menyelenggarakan UN secara online, dua satuan pendidikan di antaranya terdapat di Kabupaten Garut, katanya pula, berkilah.
Dalam pada itu, dari total sekitar seluruh 24.887 peserta UN ini, meliputi 10.912 peserta dari 111 SMK Negeri/Swasta, kemudian 5.294 peserta dari 108 MA Negeri/Swasta, serta 8.681 peserta dari 75 SMA Negeri/Swasta, ungkap Kepala Bidang Dikmen, Sumantri.
Dikemukakan, peserta UN dari SMK Negeri/Swasta meliputi 6.558 laki-laki dan 4.354 perempuan, disusul peserta UN dari MA Negeri/Swasta meliputi 2.479 laki-laki dan 2.794 perempuan atawa lebih banyak peserta perempuannya.
Sedangkan peserta UN dari SMA Negeri/Swasta meliputi 3.905 laki-laki dan 4.776 perempuan, juga peserta perempuannya lebih banyak.
Kepala SMAN 1 Garut, H. Achdiat Kusdani didampingi Humas sekolah tersebut Entis Sutisna menyatakan dari 410 peserta meliputi 294 jurusan IPA terdapat 33 peserta di antaranya kelas akselerasi, kemudian 100 peserta jurusan IPS, serta 16 peserta jurusan Bahasa.
Didesak pertanyaan Garut News, Bupati Rudy Gunawan antara lain katakan pelaksanaan UN di daerahnya merupakan upaya merealisasikan program dari pusat.
Terlepas apakah UN itu, sama halnya seperti EBTA/EBTANAS ataupun tidak, ungkapnya pula pada kunjungan pantauan UN di SMAN 11, SMAN 1, SMKN 3, serta SMAN 6 Garut.
Pada bagian lain keterangannya Kabid Dikmen Sumantri mengemukakan, kini mengakui adanya Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat membuka Pos Pengaduan“Ujian Nasional” (UN), dan “Penerimaan Peserta Didik Baru” (PPDB) 2015/2016, dari 10 April hingga 30 Agustus 2015.
Pemerintah antara lain diharapkan memerhatikan hal-hal seperti tak mengaitkan/memsyaratkan pelunasan (tunggakan) kewajiban administrasi keuangan siswa dengan hak-hak siswa mengikuti ujian, memeroleh hasil ujian, Rapor, SKHUN, Ijazah dan lain-lain.
Menjaga akuntabilitas penyelenggaraan UN dengan melakukan pengawasan optimal mencegah praktik kecurangan, baik yang dilakukan secara individual maupun sistematis.
Memberikan pelayanan khusus pada para penyandang disabilitas menjadi peserta UN, dan tak memerlakukan dan/atau membuat kebijakan diskriminatif terhadap mereka.
Pemerintah juga harus menyampaikan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) sesuai jadwal ditentukan, dan tak melakukan penundaan penyampaian Hasil SKHUN pada siswa agar bersangkutan tak kehilangan kesempatan memilih sekolah diinginkannya selama Penerimaan Peserta Didik Baru nantinya.
Bagi masyarakat Jawa Barat bisa berpartisipasi dalam Pos Pengaduan dengan menyampaikan laporan melalui SMS di nomor 082214138094 atau datang langsung di Kantor Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat, Jalan Kebunwaru Utara Nomor 1 Bandung, setiap Hari dan Jam Kerja, Tlp. (022) 710 3733/7219902, Fax (022) 7104372, e-mail: pengaduan.ombudsmanjabar@gmail.com.

Memantau UN di SMAN 11 Garut.
http://garutnews.com/hanya-720-peserta-un-garut-berbasis-informatika.html
Mata pelajaran diujikan pada UN hari pertama, Senin (13/04-2015), terdiri Bahasa Indonesia, IPA (Kimia) dan IPS (Geografi).
*******
Tidak ada komentar:
Write Komentar