Hal Yang Dilarang Saat Haid
Bismillah.. Assalamualaikum semuanya. hari ini saya akan
belajar tentang haid, saya akan menulis dan mencari tau hal yang jauh
lebih dalam tentang haid atau Menstruasi ini. sebagaimana yang kita
tahu, sudah
menjadi sebuah kodrat dari Allah SWT, bahwa seorang wanita
mengeluarkan darah haid. dan waktu itu haid pertama saya agak lama, atau
bisa di bilang sempat bikin deg-degan karena teman sebaya sudah
mengalami haid berulang kali, tapi saya masih aman-aman saja, maksudnya
saya dulu menunggu rok sekolah saya terkena darah haid haha.. itu
konyol.. namun saya ingin sekali hal itu terjadi.
Darah haid adalah darah yang keluar dari farji perempuan dalam
keadaan normal (sehat),bukan disebabkan melahirkan anak atau pecahnya
selaput darah, dan keluarnya darah haid bagi perempuan adalah fitrah
atau pembawaan belaka yang dianugerahkan Allah karena mereka kaum
wanita.
HAL-HAL YANG DILARANG BAGI WANITA SELAMA KELUARNYA DARAH HAID :
1. Shalat
Seorang wanita yang sedang mendapatkan haid diharamkan untuk
melakukan salat. Begitu juga mengqada` salat. Sebab seorang wanita yang
sedang mendapat haid telah gugur kewajibannya untuk melakukan salat.
Dalilnya adalah hadis berikut ini:
عَنْ عَائِشَةَ رضيَ اللهُ عَنْهَا: أنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ أَبِي
حُبَيْشٍ كَانَتْ تُسْتَحَاضُ، فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم: إِنَّ دَمَ الحَيْضِ دَمٌ أَسْوَدُ يُعْرَفُ، فَإِذا كَانَ ذَلِكَ
فَأَمْسِكِي عَنِ الصَّلاةِ، فَإِذا كَانَ الآخَرُ فَتَوَضَّئِي وَصَلِّي،
رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ، وَصَحَّحَهُ ابنُ حِبَّانَ
وَالحَاكِمُ، وَاسْتَنْكَرَهُ أَبُو حَاتِمٍ
Dari Aisyah ra berkata, Fatimah binti Abi Hubaisy mendapat darah
istihadha, maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya, Darah haidh itu
berwarna hitam dan dikenali. Bila yang yang keluar seperti itu,
janganlah shalat. Bila sudah selesai, maka berwudhu’lah dan lakukan
shalat. .
Dari Aisyah ra. berkata, Di zaman Rasulullah SAW dahulu kami mendapat
haid, lalu kami diperintahkan untuk mengqada` puasa dan tidak
diperintah untuk mengqada` salat. .
Selain itu juga ada hadis lainnya:
`Dari Fatimah binti Abi Khubaisy bahwa Rasulullah SAW bersabda, Bila kamu mendapatkan haid maka tinggalkan salat.
2. Berwudu` atau Mandi
As Syafi`iyah dan al-Hanabilah mengatakan bahwa `wanita yang sedang
mendapatkan haid diharamkan berwudu`dan mandi janabah. Maksudnya adalah
bahwa seorang yang sedang mendapatkan haidh dan darah masih mengalir,
lalu berniat untuk bersuci dari hadats besarnya itu dengan cara
berwudhu’ atau mandi janabah, seolah-olah darah haidhnya sudah selesai,
padahal belum selesai.
Sedangkan mandi biasa dalam arti membersihkan diri dari kuman, dengan
menggunakan sabun, shampo dan lainnya, tanpa berniat bersuci dari
hadats besar, bukan merupakan larangan.
3. Puasa
Wanita yang sedang mendapatkan haid dilarang menjalankan puasa dan
untuk itu ia diwajibkannya untuk menggantikannya dihari yang lain.
وَعَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رضيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ
رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: أَلَيْسَ إِذا حَاضَتِ المَرْأَةُ لَمْ
تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ، مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abi Said Al-Khudhri ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Bukankah bila wanita mendapat hatdh, dia tidak boleh shalat dan puasa?
4. Tawaf
Seorang wanita yang sedang mendapatkan haid dilarang melakukan tawaf.
Sedangkan semua praktek ibadah haji tetap boleh dilakukan. Sebab tawaf
itu mensyaratkan seseorang suci dari hadas besar.
وَعَنْ عَائِشةَ رضيَ اللهُ عَنْهَا قَالَت: لَمَّا جِئْنَا سَرِفَ
حِضْتُ، فَقَالَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم: افْعَلِي مَا يَفْعَلُ
الحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لا تَطُوْفِي بِالبَيْتِ حَتَّى تَطْهُرِي، مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
Dari Aisyah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Bila kamu
mendapat haid, lakukan semua praktek ibadah haji kecuali bertawaf di
sekeliling ka`bah hingga kamu suci.
5. Menyentuh mushaf dan Membawanya
Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran Al-Kariem tentang menyentuh Al-Quran:
لا يمسه إلا المطهرون
Dan tidak menyentuhnya kecuali orang yang suci
Jumhur Ulama sepakat bahwa orang yang berhadats besar termasuk juga orang yang haidh dilarang menyentuh mushaf Al-Quran
6. Melafazkan Ayat-ayat Al-Quran
Kecuali dalam hati atau doa/zikir yang lafznya diambil dari ayat Al-Quran secara tidak langsung.
`Rasulullah SAW tidak terhalang dari membaca Al-Quran kecuali dalam keadaan junub`.
Namun ada pula pendapat yang membolehkan wanita haidh membaca
Al-Quran dengan catatan tidak menyentuh mushaf dan takut lupa akan
hafalannya bila masa haidhnya terlalu lama. Juga dalam membacanya tidak
terlalu banyak.
Pendapat ini adalah pendapat Malik. Demikian disebutkan dalam Bidayatul Mujtahid jilid 1 hal 133.
7. Masuk ke Masjid
Dari Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Tidak ku halalkan masjid bagi orang yang junub dan haidh.
8. Bersetubuh
Wanita yang sedang mendapat haid haram bersetubuh dengan suaminya. Keharamannya ditetapkan oleh Al-Quran Al-Kariem berikut ini:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُواْ
النِّسَاء فِي الْمَحِيضِ وَلاَ تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىَ يَطْهُرْنَ فَإِذَا
تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ
يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: `Haidh itu adalah
suatu kotoran`. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari
wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum
mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di
tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri.
Yang dimaksud dengan menjauhi mereka adalah tidak menyetubuhinya.
Sedangkan al-Hanabilah membolehkan mencumbu wanita yang sedang haid
pada bagian tubuh selain antara pusar dan lutut atau selama tidak
terjadi persetubuhan. Hal itu didasari oleh sabda Rasulullah SAW ketika
beliau ditanya tentang hukum mencumbui wanita yang sedang haid maka
beliau menjawab:
وَعَنْ أَنَسٍ رضيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ اليَهُودَ كَانت إِذا حَاضَتِ
المَرْأَةُ فِيْهِمْ لَمْ يُؤَاكِلُوهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه
وسلم: اصْنَعُوا كُلَّ شَىءٍ إِلاَّ النِّكَاحَ، رَوَاهُ مُسْلِمٌ
`Dari Anas ra. bahwa orang Yahudi bisa para wanita mereka mendapat
haidh, tidak memberikan makanan. Rasulullah SAW bersabda, Lakukan segala
yang kau mau kecuali hubungan badan.
وَعَنْ عَائِشَةَ رضيَ اللهُ عَنْهَا قَالَت: كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى
الله عليه وسلم يَأْمُرُنِي فَأَتَّزِرُ، فَيُبَاشِرُنِي وَأَنَا حَائِضٌ،
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Aisyahra berkata, Rasulullah SAW memerintahkan aku untuk
memakain sarung, beliau mencumbuku sedangkan aku dalam keadaan datang
haidh.
Keharaman menyetubuhi wanita yang sedang haid ini tetap belangsung
sampai wanita tersebut selesai dari haid dan selesai mandinya. Tidak
cukup hanya selesai haid saja tetapi juga mandinya. Sebab di dalam
al-Baqarah ayat 222 itu Allah menyebutkan bahwa wanita haid itu haram
disetubuhi sampai mereka menjadi suci dan menjadi suci itu bukan sekedar
berhentinya darah namun harus dengan mandi janabah, itu adalah pendapat
al-Malikiyah dan as Syafi`iyah serta al-Hanafiyah.
demikian hal yang di larang saat haid,
setelah darah haid berhenti, berniatlah kepada Allah untuk membersihkan
diri dari hadas besar. untuk do’anya saya belum menemukan referensi
yang tepat. kita sama-sama belajar, saya belajar untuk diri saya, dan
disini saya ingin berbagi kebikan, semoga bermanfaat.. dan semoga Allah
selalu menuntun kita kejalan yang penuh dengan ridhonya, dan di jauhkan
dari segala keburukan dunia.
Hanya Allah yang mengetahui segala kebenaran Mutlak.
Referensi :
http://blog.re.or.id/yang-tidak-diperbolehkan-selama-masa-haid.htm
http://kubahkuning.blogspot.com/2009/02/wanita-dan-darah-haid.html
http://www.inuel.info/hal-yang-dilarang-saat-haid.htm#more-1186
Tidak ada komentar:
Write Komentar